Jakarta, CNN Indonesia -- Ellen Pao menggugat bekas
perusahaannya Keliner Perkins Caufiled & Byers. Dia merasa perlu menyeret
perusahaan pemodal di bidang teknologi ini ke pengadilan karena diskriminasi
dan pelecehan seksual terhadapnya.
Kejadiannya sudah berlangsung beberapa tahun lalu.
Wanita cantik ini merasa perusahaan teknologi besar yang berbasis di Sillicon Valley
itu melakukan diskriminasi di tempatnya bekerja.
Dia menuding Kleiner Perkins Caufiled & Byers
sengaja tak memajukan karirnya dan tak memberikan kesempatan wanita sepertinya
menempati posisi strategis dalam perusahaan, padahal mempunyai kemampuan yang
tak kalah bagusnya.
Namun usahanya selama beberapa tahun terakhir ini
kandas. Sebab, pengadilan San Francisco memutuskan tidak melihat perusahaan
pemodal itu mendiskriminasikan karyawan perempuan dalam perdebatan ketidakseimbangan
masalah gender.
Juri di pengadilan itu mencapai putusannya setelah
tiga hari melakukan musyawaran dalam gugatan yang dilakukan oleh Ellen Pao ke
bekas perusahaanya itu.
"Saya telah bercerita kepada ribuan orang dan
mengatakan bahwa saya membantu mereka meningkatkan lapangan pekerjaan bagi
wanita dan kelompok minoritas di perusahaan pemodal ini, walaupun pertempuran
ini tampaknya akan sia-sia," kata Pao, seusai menerima keputusan pengadilan,
yang dikutip dari CNBC
Pengacara dari Kleiner Perkins, Lynne Hermle,
mengatakan bahwa sebenarnya Pao gagal memenuhi target di perusahaan dan meminta
pembayaran yang lebih besar.
"Keluhan Ellen Pao hanya dibuat untuk satu
tujuan, pembayaran besar bagi dirinya," kata Hermie.
Sementara itu pengacara Pao mengatakan, bahwa selama
bekerja di sana, klienya beberapa kali mendapatkan perlakuan yang menjurus
pelecehan seksual, seperti dikeluarkan saat makan malam bersama mantan Wakil
Presiden AS Al Gore, karena semua yang hadir di sana adalah pria.
Selain itu dia juga pernah mendapatkan buku yang
berisi puisi erotis terhadap pasangan, diminta untuk membuat catatan seperti
sekretaris pada tiap pertemuaan dan pernah diajak obrolan pornografi saat di
pesawat pribadi.
Pejabat Kleiner Perkins mengatakan bahwa Pao adalah
karyawan yang suka mengeluh dan memutarbalikan fakta.
Hal Serupa di Twitter
Tak cuma Ellen Pao yang mengalami hal serupa, seorang perempuan mantan pemrogram peranti
lunak Twitter bernama Tina Huang, mengajukan gugatan bersama (class action)
kepada Twitter yang memprotes proses promosi perusahaan yang dinilai
diskriminasi gender karena lebih mengutamakan laki-laki.
Promosi untuk posisi pemrogram senior di Twitter
didasarkan pada penilaian subjektif oleh komite dan tergantung pada manajemen
atas di Twitter, dan ini didominasi laki-laki. Penilaian ini tercemar dengan
prasangka sadar atau tidak sadar dan stereotip berbasis gender, yang
menjelaskan mengapa begitu sedikit karyawan perempuan di Twitter yang maju ke
posisi senior dan pemimpin," kata Huang dalam gugatannya, seperti dikutip
dari The Verge.
Huan tercatat bekerja di Twitter pada Oktober 2009
sampai Juni 2014.
Sumber :
Solusi dan Pendapat Pribadi tentang Diskriminasi
Gender
•
Membangun rasa saling menghargai dan menghormati Sesama
Setara bukan berarti antara perempuan dan laki-laki
menjadi sama, namun setara bisa dibangun dengan adanya sikap pengertian dengan
saling menghargai dan menghormati sesama, dengan saling menerima pendapat dan
menghormati pilihan masing-masing tanpa ada tindakan pemaksaan maupun
intimidasi.
• Tidak
ada peran saling mendominasi antara laki-laki dan perempuan
Diskriminasi terjadi karena salah satu pihak merasa
paling berkuasa dan pihak lain dilemahkan atau termarjinalisasi. Dari perasaan
berkuasa maupun ingin menguasai maka timbul dominasi.
•
Edukasi mengenai Emansipasi sejak dini
Emansipasi perempuan tercipta karena adanya peran
laki-laki. Hasil penelitian Anderson dan Moses pada tahun 1992 dan 1993, memberikan rekomendasi bahwa tanpa kerjasama
dan keterlibatan serta kerelaan kaum laki-laki program pemberdayaan perempuan
itu tidak akan dapat berhasil dengan maksimal.
Pemberian pengetahuan mengenai arti emansipasi
sangat diperlukan sejak dini, agar terciptanya masa depan sosial sadar gender.
Dimulai dari keluarga dan anak-anak diajarkan bagaimana cara menciptakan rasa
saling menghargai dengan kawan berbeda jenis kelamin maupun dengan sesamanya
dan menghargai pilihan masing-masing individu terhadap orientasi mereka.
•
Menjadi pendamping korban diskriminasi, baik pendamping biopsikososial
maupun hukum
Setiap korban diskriminasi, baik mereka yang
mengalami kekerasan maupun pelecehan bisa kembali menjadi korban
(reviktimisasi) secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya adalah ketika
seorang perempuan menjadi korban perkosaan kemudian ia melapor kepada pihak
yang berwajib namun ia mendapat cemooh dan kata-kata yang tidak berkenan dari
salah satu anggota tersebut dan pelaku diberikan hukuman yang tidak sesuai
dengan apa yang korban tersebut rasakan, maka seorang korban itu mengalami
reviktimisasi.
Apabila ada seseorang maupun sekelompok orang di
sekitar lingkungan yang pernah mengalami diskriminasi, maka orang-orang
terdekat dapat menjadi penyemangat maupun pendamping yang membantu mereka
secara biologis, psikologis maupun sosial mereka.
•
Penggunaan teknologi secara bijaksana, guna mencegah pelecehan dalam
dunia maya
Sebagai bentuk antisipasi, menggunakan teknologi
baik perangkat komunikasi maupun internet dilakukan secara bijaksana dan
menyimpan data dengan baik. Selain itu, orang tua juga selalu menjaga dan
memantau anak tanpa harus membatasi anak dalam berkreasi.
Sumber :