Kelompok pertama yang bermaksud menjelaskan tentang aspek kepemimpinan
yaitu para teoritis kesifatan. Bahwa pemimpin mempunyai sifat dan ciri
tertentu.
Untuk mengenali karakteristik atau ciri pribadi dari para pemimpin, para
psikolog mengadakan penelitian. Mereka berpandangan bahwa pemimpin ini
dilahirkan bukan dibuat. Secara alamiah bahwa orang yang mempunyai sifat
kepemimpinan adalah orang yang lebih agresif, lebih tegas, dan lebih
pandai berbicara dengan orang lain serta lebih mampu dan cepat mengambil
keputusan yang akurat. Pandangan ini mempunyai implikasi bahwa jika
ciri kepemimpinan dapat dikenali. Maka organisasi akan jauh lebih
canggih dalam memilih pemimpin. Hanya orang-orang yang memiliki
ciri-ciri kepemimpinan sajalah yang akan menjadi manajer, pejabat dan
kedudukan lainnya yang tinggi.
Ukuran dalam pencarian ciri kepemimpinan menggunakan dua pendekatan, yaitu :
1. Membandingkan bawahan dengan pemimpin.
2. Membandingkan ciri pemimpin yang efektif dengan yang tidak efektif.
Dari berbagai studi perbandingan dalam mengungkap suatu ciri secara
jelas dan konsisten antara pemimpin dengan bawahan. diungkap bahwa
seorang pemimpin lebih cemerlang, lebih agresif, lebih terbuka, dan
lebih percaya diri dari pada yang lain. Namun banyak orang bahkan sampai
jutaan jumlahnya memiliki sifat-sifat tersebut tapi tidak pernah
mencapai posisi kepemimpinan. Sehingga para peneliti beranggapan bahwa
seorang pemimpin dilahirkan bukan dibuat artinya seseorang yang
dilahirkan membawa atau tidak membawa sifat-sifat yang diperlukan
seorang pemimpin.
Untuk selanjutnya membandingkan pemimpin yang efektif bukan tergantung
pada ciri tertentu, tapi pada seberapa baik ciri pemimpin cocok dengan
kebutuhan situasi yang sedang dihadapinya. Kecerdasan, inisiatif dan
keyakinan diri merupakan tingkat dan prestasi manajerial yang tinggi
disamping terletak pada kemampuan pengawasan manajerial dan penggunaan
metode supervisi yang tepat untuk situasi tertentu.
11.4 PENDEKATAN PERILAKU KEPEMIMPINAN
Peneliti mengemukakan bahwa yang dilakukan pemimpin yang efektif adalah
bagaimana mendelegasikan tugas, berkomunikasi dan memotivasi bawahan,
dan bagaimana menjalankan tugas dan sebagainya. Disini perilaku pemimpin
lebih mudah dipelajari dari pada ciri atau karakteristik pemimpin.
Orang dilatih dalam perilaku kepemimpinan yang tetap akan dapat memimpin
secara lebih efektif. Ada dua aspek yang dapat dilihat dalam perilaku
kepemimpinan, yaitu :
1. Fungsi-fungsi kepemimpinan
Perilaku pemimpin mempunyai dua aspek yaitu fungsi kepemimpinan (style
leadership). Aspek yang pertama yaitu fungsi-fungsi kepemimpinan
menekankan pada fungsi-fungsi yang dilakukan pemimpin dalam kelompoknya.
Agar berjalan efektif, seseorang harus melakukan dua fungsi utama yaitu
:
v Fungsi yang berkaitan dengan pemecahan masalah.
v Fungsi-fungsi pemeliharaan (pemecahan masalah sosial).
Pada fungsi yang pertama meliputi pemberian saran pemesahan dan
menawarkan informasi dan pendapat. Sedangkan pada fungsi pemeliharaan
kelompok meliputi menyetujui atau memuji orang lain dalam kelompok atau
membantu kelompok beroperasi lebih lancar.
2. Gaya-gaya kepemimpinan
Pada pendekatan yang kedua memusatkan perhatian pada gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan meliputi :
v Gaya dengan orientasi tugas.
v Gaya berorientasi dengan karyawan.
Pada gaya yang pertama pemimpin mengarahkan dan mengawasi melalui
tugas-tugas yang diberikan kepada bawahannya secara tertutup, pada gaya
ini lebih memperhatikan pelaksanaan pekerjaan daripada pengembangan dan
pertumbuhan karyawan. Sedangkan gaya yang berorientasi pada karyawan
lebih memperhatikan motivasi daripada mengawasi, disini karyawan diajak
untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan melalui tugas-tugas yang
diberikan.
11.5 TEORI X DAN TEORI Y DARI McGREGOR
Douglas McGrogor mengemukakan strategi kepemimpinan efektif dengan
menggunakan konsep manajemen partisipasi. Konsep ini terkenal karena
menggunakan asumsi-asumsi sifat dasar manusia. Pemimpin yang menyukai
teori X cenderung menyukai bergaya kepemimpinan otoriter dan sebaiknya
seorang pemimpin yang menyukai teori Y lebih cenderung menyukai gaya
kepemimpinan demokratik
Asumsi teori X :
v Rata-rata kodrat manusia malas atau tidak menyukai pekerjaan dan akan menghindarinya bila mungkin.
v Rata kodrat manusia lebih menyukai diarahkan, menginginkan jaminan
hidup diatas segalanya, ambisi relatif kecil, ingin menghindari tanggung
jawab.
v Karakteristik manusia dalam menjalankan tugas untuk mencapai
organisasi cenderung dipaksa, diawasi, diarahkan atau diancam dengan
hukuman.
Asumsi teori Y :
v Rata-rata kodrat manusia dalam kondisi layak, belajar tidak hanya untuk menerima tapi mencari tanggung jawab.
v Penghargaan yang berhubungan dengan prestasi merupakan tujuan.
v Potensi intelektual manusia dalam kondisi kehidupan industri digunakan hanya sebagian.
v Penggunaan phisik dan mental merupakan kodrat manusia.
v Pengarahan dalam usaha pencapaian tujuan organisasi tidak hanya dengan
cara mengawasi dan mengancam dalam bentuk hukuman. Orang akan melakukan
pengendalian diri dan pengarahan diri untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
v Punya kapasitas untuk melakukan imajinasi, kecerdikan dan kreatifitas
dalam penyelesaian masalah-masalah organisasi yang tersebar secara luas
pada seluruh karyawan.
Selasa, 08 Januari 2013
Home »
» Pendekatan-Pendekatan Studi Kepemimpinan,Perilaku Kepemimpinan dan Teori X ,Y
0 komentar:
Posting Komentar