1. Pendidikan
dan Komunikasi.
Biasa digunakan bila ada kekurangan informasi atau ketidakpastian informasi dan analisis.
Biasa digunakan bila ada kekurangan informasi atau ketidakpastian informasi dan analisis.
2. Partisipasi
dan Keterlibatan.
Biasa digunakan bila pengambilan inisiatif tidak mempunyai semua informasiyang dibutuhkan umtuk merancang perubahan dan oranglain mempunyai kekuasaan untuk menolak.
Biasa digunakan bila pengambilan inisiatif tidak mempunyai semua informasiyang dibutuhkan umtuk merancang perubahan dan oranglain mempunyai kekuasaan untuk menolak.
3. Kemudahan
dan Dukungan.
Biasa dilakukan bila orang – orang pendakkan karna masalah – masalh adaptasi atau penyesuaian.
Biasa dilakukan bila orang – orang pendakkan karna masalah – masalh adaptasi atau penyesuaian.
4. Negosiasi
dan Persetujuan.
Biasa digunakan bila banyak dari orang atau kelompok dengan kekuatan cukup besar untuk menolak akan kalah dalm suatu perubahan.
Biasa digunakan bila banyak dari orang atau kelompok dengan kekuatan cukup besar untuk menolak akan kalah dalm suatu perubahan.
5. Manipulasi
dan Bekerjasama.
Biasa digunakan bila taktik – taktik lain dirasa kurang bekerja maksimal dan di sisi lain biaya atau cost yang dikeluarkan besar .
Biasa digunakan bila taktik – taktik lain dirasa kurang bekerja maksimal dan di sisi lain biaya atau cost yang dikeluarkan besar .
6. Paksaan
eksplisit dan implisit.
Biasa digunakan bila kecepatan adalah hal yang paling penting dan para pengusul mempunyai kekuasaan yang besar.
Biasa digunakan bila kecepatan adalah hal yang paling penting dan para pengusul mempunyai kekuasaan yang besar.
Proses pengelolaan perubahan harus mencakup dua
gagasan dasar untuk mencapai efektifitas organisasi. Pertama ada retribusi
kekuasaan dalam struktur organisasi, kedua retribusi ini dihasilkan dari proses
perubahan yang bersifat pengembangan.
Tahap-tahap Proses Perubahan :
1. Tekanan dan desakan
Proses ini dimulai
ketika manajemen puncak mulai merasa adanya kebutuhan atau tekanan akan
perubahan. Misalnya adanya perubahan penjualan, penurunan produktivitas dan
sebagainya.
2. Intervensi dan
Reorientasi
Digunakan untuk
merumuskan masalah dan dimulai proses dengan membuat para anggota organisasi
memusatkan perhatiannya pada masalah tersebut. Pihak-pihak luar sering
digunakan, juga staff internal yang mempunyai dan dipandang ahli serta dapat
dipercaya sebagai konsultan atau pengantar perubahan.
3. Diagnosa dan
pengenalan masalah
Informasi dikumpulkan
dan dianalisa mana yang penting dan tidak penting.
4. Penemuan dan
pengenalan masalah
Pengantar perubahan
mencoba menyelesaikan masalah-masalah yang diketemukan dan masuk akal dengan
menghindari “metode-metode lama yang sama”. Bawahan didorong dan diajak untuk
berpartisipasi, sehingga mereka lebih terikat pada serangkaian kegiatan.
5. Percobaan dan hasil
Pada tahap keempat
diuji dalam program-program yang berskala kecil dan hasilnya dianalisa.
6. Pungutan dan
penerimaan
Setelah diuji dan
sesuai dengan keinginan, harus diterima secara sukarela dan harus menjadi
sumber penguatan dan menimbulkan keterikatan pada perubahan.
0 komentar:
Posting Komentar